Sunday 26 May 2013

Puisi WS Rendra Makna Sebuah Titipan


Sering kali aku berkata


Ketika orang memuji milikku

Bahwa sesungguhnya ini hanya titipan

Bahwa mobilku hanya titipan Nya

Bahwa rumahku hanya titipan Nya

Bahwa hartaku hanya titipan Nya

Bahwa putraku hanya titipan Nya



tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?

Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?



Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?

Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?



Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah

kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,


kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.



Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,

aku ingin lebih banyak harta,

ingin lebih banyak mobil,

lebih banyak rumah,

lebih banyak popularitas,



Dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,

Seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku.

Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika :

aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan

Nikmat dunia kerap menghampiriku.



Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih.

Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”, dan menolak

keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,



Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah


ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama

saja




WS Rendra

Penikmat sejarah sastra klasik dan modern. Biarkan kami hanyut dalam kalimat hikmat kehidupan.!

Comments


EmoticonEmoticon