Tuesday 18 September 2018

TUHAN TAHU AKU MENCINTAIMU

TUHAN TAHU AKU MENCINTAIMU

Oleh Legiman Partowiryo

Engkau bukanlah hujan
tetapi engkau selalu menarik air hujan
menjadi mata air hujan di mataku

keberadaanmulah yang menjadi alasan
mengapa awan mendung muncul pagi ini, dan
memaksaku menumpahkan hujan
untuk kesekian kalinya, dari
kelopak yang sudah dengan susah payah kukeringkan.

Aku hanya tidak menyangka saja
bahwa aku yang telah berpaling
dari kecupmu yang membara dalam kata-kata,
masih sanggup merasakan adamu yang jauh
tetap mengimani cintaku.

Maka aku mohon kepadamu,
berbelas kasihlah kepada sepasang mata
yang mungkin sedang menatap puisi ini.

Atau kita bisa bersepakat,
melalu segala yang ada, bahwa
Tuhanpun tahu cintaku tidak musnah oleh waktu
hingga maut menjemputku dan
akan ku tunggu kau di lain waktu

Engkau bukanlah hujan
tetapi engkau selalu menarik air hujan
menjadi mata air hujan di mataku

keberadaanmulah yang menjadi alasan
mengapa awan mendung muncul pagi ini, dan
memaksaku menumpahkan hujan
untuk kesekian kalinya, dari
kelopak yang sudah dengan susah payah kukeringkan.

Aku hanya tidak menyangka saja
bahwa aku yang telah berpaling
dari kecupmu yang membara dalam kata-kata,
masih sanggup merasakan adamu yang jauh
tetap mengimani cintaku.

Maka aku mohon kepadamu,
berbelas kasihlah kepada sepasang mata
yang mungkin sedang menatap puisi ini.

Atau kita bisa bersepakat,
melalu segala yang ada, bahwa
Tuhanpun tahu cintaku tidak musnah oleh waktu
hingga maut menjemputku dan
akan ku tunggu kau di lain waktu



Penikmat sejarah sastra klasik dan modern. Biarkan kami hanyut dalam kalimat hikmat kehidupan.!

Comments


EmoticonEmoticon